God is out of the box. Jangan batasi pekerjaan Tuhan di balik dinding gedung gereja. Benahi gaya kepemimpinan kita agar dapat menjadi berkat dimana pun. jadilah terang dan garam dunia.
Saturday, January 24, 2009
ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH
ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH
Suami saya baru saja kehilangan pekerjaannya dan usianya juga sudah hampir 50 tahun. Ia belum dapat memperoleh pekerjaan yang lain pada saat ini. Kini, sayalah satu-satunya yang mencari nafkah dalam rumah tangga. Hal ini juga sangat disesali olehnya. Bagaimana saya dapat meredakan stress? (Ibu X di Jakarta)
JAWABAN
Ibu X,
Hati kami tersentuh pada saat kami mendengar kesulitan yang sedang dialami oleh Ibu dan suami. Kehilangan pekerjaan merupakan suatu hal yang sulit, dan tidak mendapatkan pekerjaan lain merupakan hal yang lebih buruk lagi. Suami Ibu mungkin merasa frustrasi dan tidak berdaya untuk menciptakan perubahan, dan Ibu sedang mengalami kelelahan. Mungkin menolong bila Ibu memahami bahwa ada pokok permasalahan yang lebih luas yakni usia dan nilai. Budaya pada masa kini sangat berorientasi pada generasi muda. Vitalitas dan kreativitas dari kaum muda sering kali mengungguli pengalaman dan hikmat dari orang yang lebih lanjut usianya. Sebagai akibatnya, jika kita semata-mata mendasarkan nilai pribadi kita pada budaya masa kini, maka kita akan merasa tidak bernilai, tidak dihargai, marah, bahkan penuh dengan kebencian.
Jadi, bagaimana Ibu sebagai istri yang punuh kasih mendukung suami melalui pergumulan ini? Berikut adalah masukan dari kami :
1.Mengerti bahwa frustrasi yang dialami oleh suami Ibu mungkin tidak ada kaitannya dengan Ibu. Biasanya rasa frustrasi yang ia alami lebih berhubungan dengan rasa tidak berharga yang dialami sekarang.
2.Mengekspresikan secara tulus penghargaan Ibu terhadap suami. Akui kontibusi-kontribusi positif yang telah ia lakukan dalam hidup Ibu selama ini.
3.Mengingatkannya bahwa Ibu akan melalui masa-masa sulit ini bersama dengannya. Yakinkan dukungan Ibu baginya.
4.Bertanya secara teratur kepada suami Ibu agar ia bercerita tentang apa yang sedang ia alami. Dengarkan ia tanpa mendorong ia untuk mengubah perasaan-perasaannya.
5.Menawarkan bantuan. Tanyakan beberapa ide padanya tentang apa yang dapat Ibu lakukan dan sangat berguna baginya. Jika ia tidak dapat menjawab, maka tawarkan secangkir kopi, dsb.
6.Menerima kenyataan bahwa situasi saat ini memang sulit, namun tetaplah berharap.
(Diterjemahkan dari Majalah Focus on the Family edisi January 2009)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Hai Met kenal semua, blogmu oke nih. Siapa yg mau xlink gabung di follower this blog ama aku? kali aja bisa naikin traffic rank (popularitas blog/web)mu di dunia maupun Indonesia
OK...OK...boleh aza
Post a Comment