Monday, March 16, 2009

BAGAIMANA MEMBANTU ANAK-ANAK KELAPARAN


BAGAIMANA MEMBANTU ANAK-ANAK YANG KELAPARAN

Untunglah hanya sedikit orang Kristen yang memiliki prasangka buruk
bahwa orang yang lapar adalah orang yang terlalu malas bekerja. Yang
masih belum jelas dan perlu kita pikirkan adalah apa penyebab
kelaparan itu.

Penyebab kelaparan tidak berdiri sendiri. Kelaparan bukan keadaan
yang terjadi satu kali, misalnya akibat dari kurangnya hujan
(kekeringan) atau gagalnya panen (paceklik) saja. Lebih dari itu,
kelaparan berhubungan dengan beberapa faktor yang saling berkaitan,
meliputi perang, buta aksara, sakit penyakit, air kotor, tekanan
pemerintah, penyalahgunaan narkoba, kerusakan lingkungan, perumahan
kumuh, keterbelakangan pendidikan, dan kriminalitas -- ini hanyalah
beberapa contoh kecil.

Ironisnya, angka statistik terbesar penyebab kelaparan berkaitan
dengan anak-anak yang terabaikan. Jeff Sellers, dalam majalah "World
Vision", meringkas fakta memilukan tersebut seperti di bawah ini.

* Anak-anak selalu menjadi korban perang. Namun pada dekade terakhir
ini, terjadi peningkatan jumlah anak-anak, sebagian masih berusia
delapan tahun, yang diberdayakan untuk ikut berperang seperti
layaknya tentara di tengah banyak konflik.

* Obat-obatan dan minuman keras telah memberi dampak buruk terhadap
kehidupan anak-anak di pedesaan, pinggiran kota, bahkan
kota-kota di seluruh dunia. Obat-obat terlarang adalah penyebab
utama timbulnya penyakit pada bayi-bayi, anak-anak, dan
orang-orang dewasa yang hidup di kota-kota di Amerika Serikat,
menurut Steve Joseph, Komisaris Departemen Kesehatan Kota New York
(New York City Health).

* Jutaan anak kehilangan kesempatan untuk memeroleh pendidikan yang
layak karena mereka harus bekerja membantu menghidupi keluarga.
Mereka sering dieksploitasi dan dipaksa bekerja dalam situasi yang
kurang aman dengan upah kecil. Di beberapa negara, anak-anak lebih
banyak dicari untuk dipekerjakan ketimbang orang dewasa yang tidak
punya ketrampilan. Alasannya, orang dewasa lebih sulit
diintimidasi dan cenderung menuntut kondisi yang lebih baik.

* Sebanyak seratus juta anak mungkin hidup di jalan-jalan di
perkotaan di seluruh dunia. Sebagian besar tidak memiliki
keluarga. Beberapa anak ditelantarkan begitu saja; lainnya lari
dari rumah karena dianiaya dan diabaikan.

* Enam penyakit yang dapat dicegah -- cacar air, batuk akut,
difteri, TBC, polio, dan tetanus -- menjadi penyebab kematian
jutaan anak setiap tahun. Banyak juga anak-anak yang meninggal
karena dehidrasi (padahal mudah diobati dengan gula dan air).

* Di beberapa negara, hanya segelintir anak yang mengenyam
pendidikan selama beberapa tahun. Anak perempuan dan anak-anak
cacat bahkan hampir tidak mendapat kesempatan memeroleh
pendidikan. Hal inilah yang menutup kesempatan bagi mereka untuk
menjadi orang dewasa dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kini, kebutuhan untuk merawat mereka sangatlah mendesak dan penting
untuk dilakukan. Anak-anak yang menderita kekurangan gizi akan
tergantung pada perawatan orang lain selama hidupnya karena
kerusakan otak yang terjadi akibat absennya nutrisi utama selama
masa-masa penting pertumbuhan mereka.

Setiap hari, lebih dari 40.000 orang meninggal akibat
masalah-masalah yang berkaitan dengan kelaparan. Saat ini, negara
Afrika menjadi tempat yang paling memprihatinkan karena 20 juta
orang di sana, di Ethiopia, Sudan, Mozambik, dan Angola, terancam
kelaparan. Namun, kemiskinan juga ada di dekat kita. Lebih dari 32
juta orang Amerika hidup di bawah garis kemiskinan -- 40% di
antaranya adalah anak-anak -- dan sebanyak 4 juta orang Amerika
tinggal di jalanan. Beberapa angka statistik menggambarkan
kemiskinan di Amerika.

Pada tahun 1989, para wanita yang kecanduan obat-obatan melahirkan
375.000 bayi; 470.000 bayi dilahirkan oleh ibu usia remaja yang
belum bekerja dan tanpa ayah. Dua puluh lima persen dari seluruh
wanita hamil tidak mendapat perawatan menjelang proses persalinan,
sementara Amerika Serikat menduduki peringkat ke-18 sedunia dalam
hal kematian bayi. Dua puluh lima persen murid SMU putus sekolah
sebelum lulus dan 75%-nya tidak mampu menulis surat lamaran
pekerjaan. (Gordon Aeschlimamn, GlobalTrends, Downers Grove, Ill.:
Intervarsity Press, 1990).

Jelas, dunia yang kelaparan ini memerlukan respons yang utuh dan
cerdas dari orang-orang Kristen. Kita beruntung karena Tuhan tidak
hanya memberi kita hati yang penuh belas kasihan, namun juga kepala
yang dapat berpikir dan kemampuan yang mampu mengimbangi
tantangan-tangangan tersulit dalam memerangi kelaparan.

1. "Mensponsori" Anak

Mensponsori anak mungkin merupakan respons paling lazim yang
telah kita pahami dalam menghadapi kelaparan. Dengan sangat ahli,
beberapa organisasi dikelola untuk memenuhi kebutuhan orang-orang
yang tiba-tiba terjebak dalam tragedi kelaparan, banjir, gempa
bumi, atau perang. Organisasi-organisasi yang sama itu juga
melaksanakan proyek pengembangan jangka panjang yang dikerjakan
bersama-sama dengan masyarakat yang membutuhkan. Dengan 18 -- 30
dolar, Anda dapat membantu memberikan segala nutrisi, pendidikan,
dan perawatan kepada seorang anak di Afrika, Asia, atau Amerika
Latin, yang tentu saja dibutuhkan mereka di kemudian hari.

Hanya sedikit dari kita yang mengenali anak yang kelaparan secara
pribadi. Kelaparan merupakan tragedi tak dikenal yang nampaknya
jauh dari lingkungan di sekitar kita. Bahkan, kita tidak dapat
membayangkan anak tetangga kita sekarat karena kelaparan. Program
sponsor anak dapat membantu kita melontarkan pertanyaan mendasar,
Apakah saya mengetahui nama orang yang kelaparan? Hal ini
merupakan sesuatu yang sangat pribadi. Keuntungan paling besar
dari program sponsor anak (selain kebutuhan anak yang jelas dan
mendesak) adalah bahwa sang sponsor menerima foto anak, lengkap
dengan nama dan asal usulnya. Mengenali anak yang kelaparan
secara pribadi membuat kita menyadari dengan lebih serius dampak
yang ditimbulkan oleh kelaparan bagi dunia. Jika Anda tidak
mengetahui nama-nama orang yang kelaparan, pertimbangkan untuk
bergabung dalam program sponsor anak.

2. Anak Asuh

Terdapat sekitar 325.000 anak asuh di Amerika sekarang ini.
Sebagian besar dari mereka adalah korban kekerasan, baik
pelecehan seksual maupun kekerasan emosional, kehilangan orang
tua karena meninggal, atau kemiskinan yang membuat orang tua
tidak mampu lagi merawat anak-anaknya. Beberapa dari anak itu
dilahirkan oleh para remaja yang hamil dan menolak untuk aborsi.

Kita harus bertanya, "Ke mana perginya anak-anak itu?" Seorang
anak asuh berada di bawah perwalian pengadilan, maksudnya anak
tersebut secara hukum dipelihara oleh negara. Pengadilan akan
memutuskan ke mana anak-anak tersebut akan pergi, dan sayangnya,
hanya ada 125.000 keluarga di Amerika yang mau membuka pintu
rumah mereka. Seharusnya tidak demikian. Ada satu gereja di
Amerika bagi setiap anak asuh. Orang-orang Kristen bisa
menjangkau dan melayani "orang-orang yang terabaikan itu".

Memelihara anak asuh jelas lebih menyita waktu dan energi
dibandingkan program sponsor. Namun jika orang-orang Kristen
mengatasi kebutuhan ini bersama-sama, anak-anak itu bisa
mendapatkan keluarga yang menyenangkan. Lakukan pendekatan
terhadap badan penggembalaan gereja Anda dan ungkapkan gagasan
mengenai anak asuh ini sehingga gereja menyetujuinya dan memberi
kesempatan untuk mengasuh paling tidak satu anak. Karena
pengasuhan anak merupakan suatu keputusan penting yang harus
diambil oleh sebuah keluarga, maka gereja bisa saja membentuk
komite yang dianggotai oleh orang-orang yang tertarik dengan
masalah pengasuhan anak. Tugas komite tersebut termasuk
menyediakan bantuan nyata bagi keluarga yang mengasuh anak
tersebut. Anggota komite bisa juga mengajukan diri untuk mengasuh
anak.

Cari informasi di kantor pemerintah lokal di daerah Anda, pusat
terapi, atau gereja mengenai pengasuhan anak. Masing-masing
negara memiliki aturan dan prosedur sendiri-sendiri.

3. Adopsi

Mengadopsi anak merupakan bentuk bantuan paling tinggi yang bisa
diberikan bagi anak, tapi jelas memberikan tuntutan yang paling
besar bagi keluarga yang bersangkutan. Contohnya, ribuan anak
Amerika Utara tidak akan pernah memiliki ayah atau ibu. Mereka
hanya akan berpindah-pindah dari satu keluarga asuh ke keluarga
asuh yang lain sesuai persyaratan yang ditentukan pengadilan
sampai mereka berusia delapan belas tahun. Pada dasarnya, mereka
adalah yatim piatu. Rasul Yakobus mengatakan bahwa memelihara
yatim piatu adalah ibadah yang murni. Bentuk pelayanan kepada
sesama ini mencerminkan agungnya kelemahlembutan dan belas
kasihan hati Allah bagi manusia. Bapa Surgawi kita begitu peduli
dengan kondisi anak yatim piatu yang memprihatinkan.

Mungkin Tuhan menggerakkan Anda untuk mengadopsi anak. Jika Anda
terdorong mengikuti tuntunan Allah itu, ada beberapa hal yang
bisa Anda lakukan untuk memulainya. Bertanyalah dengan orang tua
yang sudah pernah mengadopsi anak. Anda akan mendengar banyak
kisah sukses yang membahagiakan serta kesulitan dan kegagalan.
Baca kisah-kisah tersebut di perpustakaan di daerah Anda, minta
kepada kantor departemen sosial di daerah Anda untuk mengatur
pertemuan dengan staf yang bertanggung jawab dalam bidang adopsi
di bawah pengawasan negara. Adakan tanya jawab dengan badan
pengadopsian anak dan berbicaralah dengan anak yang akan Anda
adopsi. Bertanyalah kepada Allah, semampu Anda, untuk mengerti
apakah Anda dan pasangan Anda memang terpanggil untuk mengadopsi
anak. Keputusan Anda ini penting dan harus datang dari lubuk hati
yang paling dalam karena keputusan ini harus lebih banyak
menguntungkan pihak anak. Mintalah keterangan juga tentang
beragam pengeluaran yang berkaitan dengan pengadopsian anak.

Jika Anda merasa ini adalah pimpinan Tuhan bagi Anda, bertanyalah
kepada pegawai pemerintah mengenai aturan-aturan mengadopsi anak
di daerah Anda. Mereka, dan mungkin beberapa gereja di daerah
Anda dapat memberi informasi tentang organisasi pengadopsian anak
yang memiliki reputasi yang baik. Pertimbangkan apakah Anda
bersedia mengadopsi anak keturunan campuran atau anak yang
memiliki sedikit cacat tubuh. Seperti yang kami sarankan dalam
pembahasan tentang anak angkat, cari tahulah apakah gereja lokal
Anda akan bersedia membentuk kelompok pendukung yang dikhususkan
untuk membantu Anda dan pasangan Anda saat melakukan keputusan
penting ini. (t/Setyo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buku: 50 Ways You Can Feed a Hungry World
Penulis: Tony Campolo dan Gordon Aeschliman
Penerbit: Intervarsity Press, Illinois 1991
Halaman: 9 -- 11 dan 45 -- 50

No comments: