Sunday, July 12, 2009

Kisah Christopher Paul Gardner





Christopher Paul Gardner
Oleh:
Prof. Dr. Roy Sembel
Dekan Business School Universitas Pelita Harapan (UPH)
Sandra Sembel (ssembel@yahoo. com)
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM

Apakah pernah terbayang di benak Anda bagaimana rasanya hidup menggelandang tanpa memiliki rumah? Pernahkah terbayang di benak Anda bagaimana rasanya 'menginap' di stasiun kereta bawah tanah? Semua ini pernah dialami oleh Christopher Paul Gardner (Chris Gardner) di awal tahun 1980an ketika ia harus terusir dari apartemen yang ditinggalinya karena menunggak pembayaran sewa. Namun ia berhasil melewati masa sulit tersebut sampai akhirnya menjadi salah satu orang terkaya di Amerika Serikat. Apa yang dilakukannya? Bagaimana dia melakukannya hingga meraih sukses? Simak yang berikut.

Mimpi dan Harapan

Walaupun Chris pada saat itu tak memiliki rumah (homeless) dan harus berebut untuk bisa bermalam di rumah singgah, ia tidak pernah kehilangan harapan (hopeless), begitu yang dikatakannya dalam wawancara dengan CNN. Inilah salah satu senjata Chris ketika harus melewati masa-masa sulit: tetap memiliki harapan untuk sukses. Harapan ini muncul karena ia memiliki mimpi untuk keluar
dari kondisi sulit. Mimpi ini sempat diremehkan oleh orang-orang terdekat di sekitarnya (misalnya isterinya)l, seperti yang digambarkan dalam film 'The Pursuit of Happyness'� mengenai kisah hidupnya yang diperankan oleh William Smith.

Christopher Gardner, yang lahir tanggal 9 February 1954 di Milwaukee, Wisconsin, tidak mau dipatahkan semangatnya oleh orang-orang terdekatnya sekalipun. Ia fokus pada mimpi dan harapannya untuk meraih sukses.

Kegigihan

Mimpi dan harapan ini memberikan semangat dan ketekunan yang luar biasa bagi Chris untuk berjuang meraih sukses. Ketika ia harus mengikuti pelatihan bagi calon stockbroker, ia belajar dengan tekun dan serius. Ia pantang menyerah walaupun harus kehilangan apartemen dan semua fasilitas yang diperlukan untuk belajar. Sambil menjaga putranya yang masih balita, Chris menghabiskan sore dan malam hari belajar dan mempraktekan materi pelatihan yang diperolehnya. Sampai
akhirnya, ia berhasil menjadi yang peserta pelatihan yang terbaik dari 20 orang peserta. Peserta terbaik inilah yang akhirnya mendapatkan posisi sebagai pegawai tetap di perusahaan saham besar di AS.

Menciptakan Kesempatan

Selain harapan, mimpi, kerja keras dan kegigihan, Chris juga bekerja dengan cerdas yaitu bekerja dengan strategi dan perencanaan. Ia tidak tinggal diam menunggu kesempatan sukses datang. Ia mengejar kesempatan tersebut bahkan ia menciptakan kesempatan tersebut, sehingga ia mendapatkannya. Ketika ia harus bersaing mengalahkan para pelamar pekerjaan di perusahaan saham, ia tidak sekedar menyerahkan surat lamaran saja, tetapi ia langsung menemui orang yang berwenang menentukan lamaran siapa yang bisa diterima. Ia secara tatap muka
berkenalan dengan orang tersebut untuk memperkenalkan kualitas positifnya.

Kombinasi kualitas positif ini ternyata berhasil membawa Christopher Gardner menjadi pemenang dari kesulitan hidup yang dihadapinya. Ia akhirnya berhasil mendirikan sendiri perusahaan pialang saham yang terkemuka dan menjadi salah satu tokoh kaya di Amerika Serikat. Namun, ia juga tidak melupakan orang-orang yang sedang dalam kesulitan. Untuk itu, ia banyak mendedikasikan tidak hanya uang tetapi waktu dan tenaganya untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang-orang tersebut untuk tidak kehilangan harapan, dan untuk
terus berjuang meraih sukses. Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda memiliki mimpi, harapan, kegigihan dan kesempatan? Selamat mencoba.

No comments: